• logo nu online
Home Warta Nasional Daerah Melayu Keislaman Opini Pendidikan Sosok Khutbah Pemerintah Parlemen Pustaka Video Mitra
Kamis, 28 Maret 2024

Keislaman

Ramadhan Bersama Rasullulah

Ramadhan Bersama Rasullulah
Ilutrasi
Ilutrasi

Bulan Ramadhan merupakan waktu yang paling tepat bagi setiap muslim untuk memperbaiki dan meningkatkan amal saleh karena banyak keberkahan yang Allah janjikan bagi setiap muslim yang mengisi bulan Ramadhan dengan berbagai macam amal saleh, baik yang wajib maupun yang sunnah. Ini menjadi salah satu bahan bakar yang efektif untuk memacu semangat beramal saleh seorang muslim. 

Semangat beramal saleh pada bulan Ramadhan ini pun dicontohkan oleh Rasulullah saw. yang merupakan teladan bagi setiap muslim dalam beramal. Salah satunya sebagaimana yang diceritakan oleh Abdullah Ibn Abbas r.a. Beliau berkata:



كانَ رَسولُ اللَّهِ ﷺ أجْوَدَ النّاسِ، وكانَ أجْوَدُ ما يَكونُ في رَمَضانَ حِينَ يَلْقاهُ جِبْرِيلُ، وكانَ يَلْقاهُ في كُلِّ لَيْلَةٍ مِن رَمَضانَ فيُدارِسُهُ القُرْآنَ، فَلَرَسولُ اللَّهِ ﷺ أجْوَدُ بالخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ المُرْسَلَةِ.


 

"Rasulullah SAW merupakan orang yang paling dermawan. Kedermawanan beliau semakin meningkat pada bulan Ramadhan saat malaikat Jibril menemui beliau. Ia menemui Rasulullah SAW. setiap malam bulan Ramadhan, lalu ia mengajari Rasulullah SAW. al-Qur'an. Sungguh, kedermawanan Rasulullah SAW.  dalam kebaikan melebihi angin yang berhembus". (H.R. Al-Bukhari). 

Hadis ini menginformasikan dua hal penting kepada kita yang dapat kita jadikan acuan dalam mengisi bulan Ramadhan ala Rasulullah SAW. 

Pertama, meningkatkan kedermawanan di bulan Ramadhan. 

Hadis ini menggambarkan kedermawanan Rasulullah SAW. melebihi hembusan angin. Ini artinya kedermawanan beliau tiada hentinya kepada siapapun, tanpa tabang pilih, meskipun kepada non-muslim, seperti angin yang senantiasa berhembus kepada siapapun. 

Suatu ketika pernah seorang lelaki menemui Rasulullah SAW. Kemudian beliau memberikan laki-laki tersebut kambing sebanyak satu lembah. Ia kemudian kembali kepada kaumnya, lalu berkata, "‘Wahai kaumku, hendaknya kalian semua segera masuk Islam, karena sesungguhnya Muhammad memberi pemberian yang sangat besar, seakan ia tidak pernah takut kemiskinan.'” (Riwayat Muslim)

Salah satu sifat dermawan yang banyak dilakukan para ulama adalah memberi makan orang yang berpuasa. Rasulullah SAW. bersabda:


 مَن فطَّر صائمًا كان له مِثْلُ أجرِه مِن غيرِ أنْ ينقُصَ مِن أجرِه شيئًا


 

"Barangsiapa yang memberi menu berbuka kepada orang yang berpuasa, maka dia memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa, tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa tersebut," (H.R. Ath-Thabrani). 

Menurut para ulama, seseorang akan mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa meskipun ia hanya memberikan seteguk air, sebutir kurma, atau sebuah gorengan. Sedikit menu yang kita berikan kepada orang yang berbuka sudah mendapat pahala yang begitu besar, apalagi jika yang kita berikan mencukupi kebutuhan yang layak untuk berbuka. 

Kedua, Tadarus Al-Qur'an

Hadis di atas menginformasikan kepada kita salah satu aktifitas yang Rasulullah SAW. lakukan saat bulan Ramadhan adalah tadarus Al-Qur'an. Begitu pentingnya tadarus, hingga Malaikat Jibril yang secara langsung menemui beliau setiap malam Ramadhan untuk menyimak bacaan Rasulullah SAW. Bahkan, di bulan Ramadhan terakhir Rasulullah SAW., sebelum beliau wafat, malaikat Jibril mendatangi beliau sebanyak dua kali untuk mengajarkan Al-Qur'an. 

Ada dua hal penting yang dapat kita jadikan pelajaran dari hal ini, yaitu; (1). Tradisi khataman Al-Qur'an pada bulan Ramadhan yang berlangsung di Indonesia sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. (2). Pentingnya kita membacakan Al-Qur'an di hadapan guru agar guru bisa mengoreksi bacaan kita, karena Rasulullah SAW. sendiri yang merupakan penerima Al-Qur'an masih menyimakkan bacaan beliau di hadapan malaikat Jibril; dan para sahabat juga melakukan ini di hadapan Rasulullah SAW., dan terus berlangsung dari generasi ke generasi. Inilah pentingnya sanad Al-Qur'an yang kita baca atau hafal. 

Wallahu A'lam bi al-Khatha WA al-Shawab

Al-Faqir bil Ilmi. 
Ahmad Fauzi


Keislaman Terbaru