Daerah

4 Bulan Santri Bisa Baca Kitab, Rumah Tahfidz Pasir Putih Bungo Pakai Metode Amsilati

Ahad, 6 Juli 2025 | 20:02 WIB

4 Bulan Santri  Bisa Baca Kitab, Rumah Tahfidz Pasir Putih Bungo Pakai Metode Amsilati

Foto - NUOK/Caca

Bungo, NU Online Kepri 

 

Penerapan metode cepat baca kitab kuning Amtsilati karya KH Taufiqul Hakim semakin diminati di berbagai daerah, tak terkecuali di Provinsi Jambi. Metode ini semakin diminati generasi muda karena bisa membantu pemula bisa membaca kitab kuning dalam waktu 4-6 bulan. 

 

Salah satu lembaga yang menerapkan metode Amsilati adalah Rumah Tahfidz Pasir Putih beralamat di Jalan Bangko Lamo, Kelurahan Pasir Putih RW 02/RT 06, Kecamatan Rimbo Tengah, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi. 

 

Menurut Pengasuh Rumah Tahfidz Pasir Putih Ustazah Humaidatul Hamidah mengatakan lewat metode Amsilati seseorang bisa memahami khazanah keilmuan Islam klasik yang berbahasa Arab secara cepat, sistematis, dan menyenangkan. 

 

Bahkan peserta yang mempelajari kitab kuning dengan metode Amsilati bisa membaca kitab tanpa harakat beserta memahami maksud teks dan i'rob lafadz. 

 

"Mulai tahun 2025 kita membuka program baca kitab kuning dengan metode Amsilati secara gratis. Bagi yang minat, bisa daftar ke nomor whatsapp 081226009800. Target kita dalam waktu 4-6 bulan peserta didik bisa baca kitab Safinatun Najah dan Taqrib," jelas alumnus Bahrul Ulum Tambakberas ini, Sabtu (5/7/2025). 

 

Ia menambahkan, lembaganya sengaja memilih metode Amsilati karena selama ini membaca kitab kuning dianggap sulit dan hanya bisa dikuasai dalam waktu lama. Namun, dengan metode Amtsilati, santri kini dapat memahami struktur nahwu, shorof, hingga menganalisis teks kitab gundul dengan mudah dan cepat.

 

"Kita memiliki guru yang kompeten, sudah berhasil meluluskan cukup banyak santri. Kita juga selalu kordinasi dengan kordinator Jambi dan ijazahnya dari pusat. Jadi bisa digunakan seluruh Indonesia yang ingin menerapkan metode Amsilati,"imbuh Ustazah Hamidah. 

 

Baginya, kemampuan baca kitab kuning adalah hal penting bagi calon ulama dan umat IsIam agar bisa memahami ajaran IsIam secara utuh. Sebab sumber utama ajaran IsIam yaitu Al-Qur'an dan hadis berbahasa Arab. Mayoritas ulama menulis ajaran Nabi Muhammad dalam aksara Arab. 

 

"Dulu ulama di Jambi mahir membaca kitab kuning, mereka menguasai nahwu, shorof dan qowaid bahasa Arab. Bahkan sebagai standar utama kualitas ulama," ungkap Ustazah Hamidah. 

 

Senada dengan Rumah Tahfidz Pasir Putih, Pondok Pesantren Mafazul Qulub Kecamatan Rimbo Ilir, Kabupaten Tebo juga menerapkan metode Amsilati untuk membantu para santri dalam proses membaca dan memahami kitab kuning. 

 

"Kita sudah menerapkan metode Amsilati beberapa tahun terakhir, pilih Amsilati karena sanadnya jelas,"ujar Pengasuh Pesantren Mafazul Qulub Ustaz Kholilul Hamid. 

 

Ia menambahkan, sebuah pesantren harus ada kajian kitab kuning dan gramatika bahasa Arab. Karena hal tersebut merupakan ruh dari pesantren. Sehingga lulusan pesantren menguasai baca tulis Al-Qur'an beserta fikih. 

 

"Jangan sampai santri tidak bisa istinja karena tidak bisa baca kitab kuning. Ini kacau. Ahli agama, tokoh masyarakat yang memimpin ritual keagamaan harus paham fikih,"tegasnya.

 

Koordinator Amtsilati Jambi, Ustad Zainul Ridho menyatakan, metode Amsilati kini telah menjadi solusi atas kebutuhan umat. Khususnya, dalam hal pembelajaran kitab kuning yang cepat dan terstruktur. Visi besar KH Taufiqul Hakim yakni ingin mencetak 1 miliar santri Amtsilati di seluruh Indonesia.

 

“Hari ini kita menyaksikan bahwa metode Amtsilati bukan hanya populer, melainkan juga terbukti melahirkan santri yang benar-benar mahir membaca kit

ab kuning,"tutupnya.( Caca )