Peduli Pendidikan Anak, Suami-Istri Ini Pilih Investasi Emas
Ahad, 10 November 2024 | 23:56 WIB
M Arfah
Penulis
Batam, NU Online Kepri
"Sebenarnya investasi paling untung itu ya emas. Kalah sama beli Ruko."
Saya agak tercengang dengan pernyataannya karib saya itu. Saya mau bantah nggak cukup bukti juga tak mungkin sedini itu mengiyakan. Akhirnya saya teruskan ia melanjutkan cerita-ceritanya, obsesinya hingga rencananya kedepan.
*
Sore itu, hujan belum sepenuhnya reda. Saya memberanikan diri menerobos hujan menuju rumah kawan saya. Herman namanya. Di rumahnya ia sudah menunggu lengkap dengan dua gelas teh hangat dan sedikit gorengan.
Sementara anak semata wayangnya masih di kamar. Mungkin masih menetek dengan emaknya. Herman menyilakan saya masuk setelah saya benar-benar melepas alas kaki.
Dalam perbincangan sore itu, pria 35 tahun ini banyak bercerita tentang impian-impiannya, tentang keresahannya menghadapi hari-hari esok. Ia memulai obrolan sore itu dengan saat apik. "Apa kita mau begini-begini terus?"
Ia lalu melanjut kalimatnya dengan pelan. Seakan tak mau menggangu anaknya yang masih di kamar itu. "Sebentar lagi Nando masuk sekolah, dan saya tak mau ia tak berkuliah seperti bapaknya."
Ada penekanan pada kalimat tertentu. Yang kemudian bisa saya tafsirkan. Ia masih menimbang bagaimana masa depan anaknya kelak. Sebagai karyawan swasta golongan rendahan ia sadar akan posisi dan penghasilannya yang mungkin tak seberapa. Namun tekatnya untuk memberikan pendidikan yang layak patut diberi apresiasi.
"Tapi, saya kemudian punya formulanya mas," katanya dengan tatapan tajam. Menurutnya, saat ini ia tengah melakukan investasi jangka panjang. Investasi yang ia maksud adalah dengan membeli atau melakukan kredit kepemilikan emas batangan melalui salah satu bank konvensional. Ia bilang, investasi ini jauh lebih menguntungkan ketimbang membeli sebidang tanah atau ruko sekalipun.
Harga emas yang selalu stabil dan harganya yang tidak terpengaruh oleh inflasi menjadikan komoditi ini sebagai investasi yang menjanjikan. "Dan yang lebih penting, tiap tahun harganya selalu naik, Mas," ujarnya sambil tersenyum.
Menurut Herman, saat ini berinvestasi emas melalui Bank BCA Syariah. Manfaatnya beberapa tahun mendatang ia akan rasakan. Ketika anaknya akan melanjutkan pendidikan ke yang lebih tinggi. "Yang lebih penting, saat nanti anak saya dewasa tak perlu lagi kesusahan mencarikan dana," tutur mantan aktivis kampus ini.
Ia menceritakan, bagaimana pengenalannya dengan investasi emas. Ia bilang, ada seorang kawannya yang menikah dengan cara serupa. Pasangan suami-isteri itu dari keluarga tidak mampu. Sehingga untuk biaya menikah mereka memutar otak. Lalu timbullah ide untuk investasi di Pegadaian.
Tiga tahun lamanya pasangan itu menabung dengan menyisihkan sebagian gajinya. Dari investasi itu kemudian mereka berhasil menikah tanpa ada bantuan dana dari kedua orang tuanya.
"Karena Bapak (saya) ustadz, jadi mesti ambil yang syariah nya," katanya menerangkan. Dan dari investasi itu setiap bulan dari penghasilannya selalu ia sisihkan untuk investasi emas. "Bahasa kasarnya kita kredit kepemilikan emas," sambungnya. Ia kemudian punya angan-angan anaknya bisa minimal menamatkan pendidikan strata satu sehingga cita-citanya (untuk tamat S1) bisa diwujudkan anaknya.
"Inilah yang bisa saya lakukan, selagi muda memang memikirkan masa depan anak. Dan saya rasa investasi emas ini adalah pilihan paling realistis. Dan bukan hanya saya, istri saya juga demikian. Dari hasil jualan kuenya ia sisihkan untuk investasi emas," pungkasnya
Terkini
Lihat Semua