Sering kali kreativitas muncul saat di tengah situasi sulit dan terjepit. Hal ini juga yang dialami Bima (29). Setelah lama menganggur akibat masa kontraknya berakhir, ia kelimpungan mencari pekerjaan. Sudah mengajukan lamaran ke sana-sini belum juga ada titik terang. Sementara tabungannya selama bekerja sudah menipis.
Ia pun merenung dan berpikir keras. Akhirnya di kepalanya muncul ide untuk berdagang. Belum idenya terealisasi, muncul banyak tantangan. Salah satunya mesti jualan apa. Ia ingin usahanya ini sedikit berbeda. Ada sentuhan kreativitas. Sebab menurutnya, kalau jualan seperti kebanyakan, tentu akan menambah persaingan.
Pemuda asal Kerinci, Jambi ini kemudian menyulap sepeda motornya menjadi kios. Ia modifikasi sedemikian rupa sehingga sepintas lalu mirip kios berjalan. Ia hanya memberi sedikit sentuhan di bagian jok belakang untuk menampung semua dagangannya.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Baca Juga
Bangkitkan UMKM dengan Teknologi
Kepada NU Online Kepri, pria yang baru memiliki satu anak ini bercerita, ide berjualan menggunakan motor terinspirasi dari gerobak-gerobak yang jejer di dekat pintu masuk mall. Ia lalu menilai gerobak itu sepertinya kurang efektif karena akan didorong yang memerlukan tenaga ekstra. Ia lalu mengubah mindset itu, memilih berjualan dengan sepeda motor. Selain praktis, dagangannya bisa dibawa pulang ke rumah.
Setiap malam ia mangkal di depan pintu masuk Gedung BP Batam (Batam Center). Saat ditemui di lokasi, pria yang punya hobi bermusik ini sedang merapikan dagangnya. Terlihat ia baru beberapa saat tiba di tempat jualannya. Setelah semua dagangannya ia gantung, tak lupa menghidupkan sebuah bola lampu menggunakan tenaga aki motor, ia segera membuat pesanan. Ia bilang, biasanya menjelang tengah malam, pengunjung makin ramai. "Selepas magrib memang biasa sepi, hanya beberapa saja yang membeli," ucapnya sambil tangannya menyendok batu es.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Di sepanjang Jalan Yos Sudarso (depan Kantor BP Batam) memang tak ada dijumpai pedagang serupa seperti Bima. Kebanyakan warga hanya duduk leyeh-leyeh di pedestarian yang cukup lebar itu. Peluang itulah yang ditangkap oleh Bima. Dan memilih berjualan di depan Kantor BP Batam.
Saat ditanya, apa nanti bakalan banyak yang mengikuti ide usaha yang kini dijalankan? Ia hanya tersenyum dan bilang. "Namanya hidup kan gitu mas. Tapi, saya juga yakin pelanggan saya tak mungkin lari," ujarnya.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Warung Pojok, Pelopor Kopi 3 Ribu di Batam
Berapa harga segelas kopi di daerahmu? Tentu memang beragam. Pun sebenarnya juga begitu di Batam. Namun umumnya harga segelas kopi di kedai-kedai dipatok sebesar 5 ribu rupiah. Namun harga itu kemudian agak turun menjadi 3 ribu. Dan banyak hari ini kedai-kedai kopi menjual kopi dengan harga tersebut.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Bukan hanya kopi, tes es—orang Batam bilangnya teh obeng—pun kini turun harga. Semula segelas dijual 5 ribu kini hanya tiga ribu.
Hal ini berkat inovasi yang dilakukan oleh Warung Pojok. Salah satu pelopor kopi 3 ribu di Batam.
Saat NU Online Kepri mendatangi gerainya yang berada di pinggir jalan, persis di sebelah Alfamart. Sudah tampak ramai. Hampir sebagian kursi terisi. Hanya sisa beberapa meja yang kosong.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Kedai Warung Pojok memang salah satu tempat tongkrongan hits masyarakat Batam. Selain lokasinya yang mudah dijangkau harga juga bersahabat khususnya bagi dompet pekerja.
Salah satu karyawan kedai kopi tersebut yang menolak menyebutkan namanya bercerita, Warung Pojok kini tak hanya menjual kopi belaka. Namun, sudah merambah ke jenis minuman lain. Baik yang dingin maupun panas. Bukan itu saja di Warung Pojok juga tersedia Indomie goreng maupun rebus. Tak ketinggalan juga ada cemilan yang bisa dinikmati bersama kopi.
Karyawan itu bilang, beberapa masyarakat sempat kaget, sebab Kopi Warung Pojok menjual harga di bawah pasaran. Banyak yang mengira itu hanya trik marketing untuk menarik pelanggan. Harga tidak sesuai, yang ujung-ujungnya menipu.
Banyak juga masyarakat Kopi Warung Pojok sekadar mencari sensasi dan hanya mencari pelanggan. Begitu pelanggan sudah ramai akan menaikkan harga kopi.
Tapi semua tuduhan itu bubar dengan sendirinya. Toh, hingga saat ini harga kopi di Kopi Warung Pojok masih tetap sama. Pelanggan juga tidak ada yang merasakan perbedaan rasa ketika pertama buka dulu dengan sekarang. Bahkan berkat inovasi yang dilakukan Kopi Warung Pojok dengan berani menurunkan harga pasaran segelas kopi banyak kemudian muncul warung-warung kopi pinggir jalan yang menerapkan harga serupa.
Tak ketinggalan juga, di jalanan Batam teh obeng pun juga sudah banyak yang menjual di harga 3 ribu rupiah.
Kreativitas Bantu UMKM ke Atas
Kreativitas dan inovasi yang dilakukan oleh dua wirausaha di atas merupakan semangat yang harus terus didorong demi majunya memajukan UMKM. Semangat inovasi sejalan dengan semangat JNE untuk memajukan UMKM. Sebagai perusahaan yang lahir dari karya anak bangsa, JNE selalu punya semangat untuk mengapresiasi setiap keberanian insan muda dalam berkarya dan membuat perbedaan.
Tahun ini JNE Content Competion kembali mengadakan lomba dengan tema Gass Terus Semangat Kreativitasnya!, yang dimaknai sebagai energi, semangat, maju, dan inovasi yang mencerminkan pedoman JNE dalam tiga dekade.
SVP Marketing Group Head JNE, Edi Palgunadi menyebut JNE bukan hanya bergerak di bidang bisnis kiriman, namun juga sebuah penghubung kebahagiaan yang telah berkomitmen dalam mendukung semangat Kreativitas anak muda dan berkontribusi dalam meningkatkan UMKM Indonesia.
"JNE bukan hanya bergerak di bidang bisnis kiriman saja. JNE menjadi sebuah penghubung kebahagiaan sesuai dengan tagline Connecting Happiness, sebagai sebuah organisasi yang berusia lebih dari 33 tahun," ujarnya (CNN Indonesia).
#JNE #ConnectingHappines #JNE33Tahun #JNEContenCompetition2024 #GasssTerusSemangatKreativitasnya
ADVERTISEMENT BY ANYMIND