• logo nu online
Home Warta Nasional Daerah Melayu Keislaman Opini Pendidikan Sosok Khutbah Pemerintah Parlemen Pustaka Video Mitra
Rabu, 1 Mei 2024

Daerah

Dianugerahi Pahlawan Nasional, Ini Profil KH Abdul Chalim

Dianugerahi Pahlawan Nasional, Ini Profil KH Abdul Chalim
Dianugerahi Pahlawan Nasional, Ini Profil KH Abdul Chalim.(Foto:NUOK/ist)
Dianugerahi Pahlawan Nasional, Ini Profil KH Abdul Chalim.(Foto:NUOK/ist)

Tanjungpinag, NU Online Kepri

Pada peringatan Hari Pahlawan 10 November 2023, Pemerintah Indonesia bakal memberikan gelar pahlawan nasional kepada sejumlah tokoh. Tercatat ada enam tokoh yang akan mendapatkan gelar pahlawan nasional pada tahun ini.


Penetapan gelar pahlawan ini dimuat dalam Keputusan Presiden Nomor 115-TK-TH2023 tertanggal 6 November 2023.


Adapun enam tokoh peraih gelar pahlawan nasional adalah, Ida Dewa Agung (Bali), KH Abdul Chalim (Leuwimunding, Majalengka), KH Ahmad Hanafiah (Lampung), Bataha Santiago (Sulawesi Utara), Ratu Kalinyamat (Jawa Tengah), M. Tabrani (Jawa Timur).


Sosok KH Abdul Chalim

Dikutip dari NU Online, Kiai Abdul Chalim adalah satu di antara delapan kiai pendiri Nahdlatul Ulama. Ia merupakan kawan akrab KH Abdul Wahab Chasbullah yang juga pendiri NU. Kiai Abdul Chalim lahir di Leuwimunding, Majalengka, Jawa Barat. Ia lahir dari pasangan Mbah Kedung Wangsagama dan Nyai Suntamah.


Masa kecil Kiai Chalim belajar di Sekolah Raja (sekolah umum yang diikuti oleh kalangan tertentu pada masa penjajahan Belanda) selama dua tahun. Selanjutnya, Kiai Chalim melanjutkan pendidikan di Pesantren Barada Mirat Leuwimunding, Pesantren Trajaya, Pesantren Kedungwuni Kadipaten Majalengka, hingga Pesantren Masantren Cirebon.


Semasa hidupnya, KH Abdul Chalim Leuwimunding konsisten mendedikasikan diri untuk membangun pendidikan bangsa. Salah satunya melalui gerakan lembaga pendidikan sosial dan politik bernama Taswirul Afkar (kebangkitan pemikiran).


Selain berjibaku ikut melakukan pergerakan nasional kemerdekaan, KH Abdul Chalim Leuwimunding merupakan tokoh penting di balik layar dokumen-dokumen pencatatan di tubuh NU.   Pasalnya, sosok yang memilih untuk tidak populer ini membantu KH Wahab Casbullah (Katib) sebagai Naibul Katib dalam kepengurusan pertama PBNU. Termasuk saat menggagas Nahdlatul Wathan bersama KH Wahab Chasbullah yang menjadi tonggak patriotisme cinta tanah air khususnya bagi anak-anak muda.


Karya

KH Abdul Chalim dikenal sebagai ulama yang produktif dalam melahirkan karya-karya, bahkan terdapat 13 judul naskah dengan bentuk syi'ir. Sebagian ditulis dalam bentuk bahasa Arab-Indonesia dan sebagian lagi ditulis dalam bentuk Arab-Sunda. Tema-tema yang ditulis oleh KH Abdul Chalim dalam karyanya cukup beragam di antaranya fiqih, tasawuf, tauhid, perjuangan kemerdekaan dan nasionalisme. Temuan itu diungkapkan oleh Gus Barra dalam disertasinya dengan judul Naskah Perjuangan Kiai Abdul Wahab Chasbullah: Edisi Teks dan Historiografi Nahdlatul Ulama.


Dianugerahkannya gelar Pahlawan Nasional kepada KH Abdul Chalim juga membuat Pimpinan Wilayah Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Kepribangga. Menurut KH Muhith Marzuki Ketua Pergunu Kepri, jika sebuah negara ingin kuat, maka harus menghargai para pejuang terdahulu. Karena jatuh-bangunnya sebuah negara sangat tergantung dari bangsa itu sendiri. Bangsa itu akan semakin kuat kalau menghargai para pahlawannya.


"Pergunu Kepri mengucapkan selamat kepada almarhum KH Abdul Chalim Leuwimunding, ayahanda Profesor KH Asep Saepudin, atas diterimanya gelar Pahlawan Nasional tahun 2023. Semoga Indonesia berjaya, karena senantiasa memberikan penghormatan sebagai pahlawan kepada yang berhak menerimanya," pungkasnya


Daerah Terbaru