• logo nu online
Home Warta Nasional Daerah Melayu Keislaman Opini Pendidikan Sosok Khutbah Pemerintah Parlemen Pustaka Video Mitra
Minggu, 28 April 2024

Daerah

Praktik Baik Moderasi Beragama

Indahnya Vihara Gunung Siantan, Ikon Toleransi di Kabupaten Kepulauan Anambas

Indahnya Vihara Gunung Siantan, Ikon Toleransi di Kabupaten Kepulauan Anambas
Vihara Gunung Siantan, Ikon Toleransi di Kabupaten Kepulauan Anambas(Foto:NUOK/ist)
Vihara Gunung Siantan, Ikon Toleransi di Kabupaten Kepulauan Anambas(Foto:NUOK/ist)

Anambas, NU Online Kepri

Di Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau, ada sebuah Vihara yang begitu indah. Selain indah, vihara ini juga menjadi simbol kerukunan umat beragama di Kabupaten Kepulauan Anambas. Nama viharanya adalah Vihara Gunung Dewa Siantan. Viara ini terletak di Desa Sri Tanjung Kecamatan Siantan.

Sri Tanjung sendiri Juga ditetapkan Sebagai tujuh desa kerukunan di Kepri, Sekedar diketahui, Penduduj Tarempa sangat majemuk terdiri dari suku Melayu, Minang, Jawa, Batak, Banjar, Bugis, Tionghoa dan beberapa suku lainnya. Sehari-hari masyarakatnya menggunakan Bahasa Melayu.


Vihara yang persis berada di tebing berbatu di sudut Kota Tarempa ini di dominasi warna merah menyala dan ditopang banyak pilar-pilar penyangga.


Konon, sebelum berdiri sangat megah seperti sekarang, dulunya vihara ini hanya terbuat dari kayu-kayu biasa. Karena sering lapuk dan sering diterjang ombak. Para pengurus kemudian sedikit menggeser vihara ke atas dan dibangun menggunakan beton. Vihara ini diperkirakan berdiri tahun 1960.


Saat tim NU Online Kepri mengunjungi vihara ini, langsung dimanjakan dengan pemandangan laut yang ciamik nan indah. Kapal-kapal tampak berseliweran di laut. Dari sini Kota Tarempa bisa dilihat dengan cukup jelas. Lokasi vihara yang memang berada di tebing memang membuat pemandangan bisa lebih dinikmati. Dan hiruk-pikuk kapal bisa saksikan dengan seksama. Yang juga cukup menarik, udara di sekitar vihara ini tergolong sejuk. Sebab, vihara ini dekelilingi pohon besar yang rimbun dan seperti sengaja dipelihara. Dari sini spot foto sangat memukau.

Salah Satu Pemandangan Vihara Gunung Siantan, Ikon Toleransi di Kabupaten Kepulauan Anambas(Foto:NUOK/ist)


Pada bangunan vihara terpancang dua tiang besar, dengan lukisan dua ekor naga saling berhadapan. Satu berwarna merah keemasan dan satunya lagi berwarna hijau. Vihara ini juga memiliki tiga buah kubah. Sebagian tiang penyangganya ada yang berwarna hijau


Masuk ke dalam vihara, terdapat patung-patung dewa yang berdiri di beberapa sudut. Patung-patung itu antara lain Kwan Gui Yung Phu Sat, San Pou Fo, Kwan Ti Kong, Guan Sai, Mako, Tua Pek Kong, dan Sam Po Kong. Di samping itu juga terdapat Patung Budha Gauthama. Untuk sampai ke puncak Vihara Dewa Siantan harus menaiki puluhan anak tangga. Namun, dari atas sini pemandangan juga tak kalah menakjubkan.

Salah Satu Pemandangan Vihara Gunung Siantan, Ikon Toleransi di Kabupaten Kepulauan Anambas(Foto:NUOK/ist)


Sebagai tempat beribadah, vihara ini juga memiliki tempat belajar agama  Buddha. Terdapat juga tempat pelayanan umat. Dan pusat kegiatan umat Buddha.


Wisata Religi Ternama di Anambas

Selain sebagai tempat ibadah, vihara Gunung Dewa Siantan juga dijadikan sebagai objek wisata unggulan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas. Sungguhan pemandangan yang ciamik serta bangunan vihara yang kokoh ditambah dengan nilai sejarah yang kuat membuat vihara ini memang layak untuk dikunjungi sebagai tujuan wisata. Vihara ini juga menjadi satu-satunya vihara yang ada di Kecamatan Siantan.


Untuk sampai ke vihara ini bisa menggunakan transportasi berupa ojek yang mangkal tak jauh dari pelabuhan Sri Siantan, Tarempa. Dibutuhkan sekitar 10-15 untuk sampai ke vihara ini.


Biasanya Vihara ini akan ramai dikunjungi saat hari besar perayaan Imlek umat Buddha ataupun adanya kunjungan liburan dari para wisatawan luar maupun lokal yang telah mendapatkan izin dari pengurus Vihara.

Simbol Toleransi di Anambas

Selain dikenal akan keindahan bangunannya, ternyata vihara Gunung Dewa Siantan juga merupakan simbol toleransi yang akan di Kabupaten Kepulauan Anambas. Sebagai agama terbesar kedua di Desa Sri Tanjung  penganut agama Buddha di Anambas sangat tenang dalam menjalankan ibadahnya. Hal ini memang menjadi salah satu warisan yang perlu dan penting untuk dipelihara.

Salah Satu Pemandangan Vihara Gunung Siantan, Ikon Toleransi di Kabupaten Kepulauan Anambas(Foto:NUOK/ist)


Baru-baru ini juga Desa Siantan ditetapkan sebagai Kawasan Moderasi Beragama (KMB) oleh Kementerian RI. Di Kepulauan Riau sendiri terdapat tujuh desa yang ditetapkan sebagai Kampung  Moderasi Beragama. Pemilihan Desa Sri Tanjung sendiri sebagai Kampung Moderasi Beragama KMB) bukan tanpa alasan, selain karena faktor sejarah, di Desa Siantan memang sejak dahulu dikenal akan kemajuannya. Selain itu terdapat sebuah masjid yang berdampingan dengan vihara. Masjid itu bernama Miftahul Jannah. Yang jaraknya ke Vihara Gunung Dewa Siantan sangat amat dekat.


Menurut Kakanwil Kemenag Kepri KH Mahbub Daryanto, tengah mengupayakan pengimplementasian tujuh program prioritas yang dicanangkan Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas. Ketujuh program itu berupa, penguatan moderasi beragama, transportasi digital, revitalisasi KUA, kemandirian pesantren, cyber university, religios indeks, dan tahun kerukunan umat beragama. Menurut Mahbub, di Kepri program perioritas tersebut berjalan dengan baik.


"Alhamdulillah, program prioritas di Kepri berjalan dengan baik, baik itu penguatan moderasi beragama bersama ormas lintas agama, penyuluh agama, maupun anak didik di sekolah, transformasi digital pada pelayanan di kantor, program kemandirian pesantren, revitalisasi KUA, dan indeks kerukunan, ini bisa kita lihat dan rasakan bersama," kata Mahbub, Jumat(22/12/2023).


Sedangkan untuk mendukung toleransi, ditetapkan tujuh desa kerukunan di Kepri, yaitu di Kelurahan Tanjung Batu Kota (Karimun), Desa Sebong Lagoi (Bintan), Desa Sri Tanjung (Anambas), Kelurahan Patam Lestari (Batam), Kelurahan Senggarang (Tanjungpinang), Kelurahan Sedanau (Natuna), dan Kelurahan Pancur (Lingga).


kriteria Desa Sadar Kerukunan ini adalah rumah ibadatnya berdekatan sekurangnya 3 rumah ibadat yang berbeda agama, penduduknya dihuni oleh 6 umat agama, dan tidak pernah terjadi konflik antarumat beragama. Mereka (penduduk setempat) setiap tahun juga mendapatkan pembinaan dari tokoh lintas agama berbentuk dialog,” papar Mahbub.


Selain menggandeng FKUB, Mahbub menambahkan, Kemenag Kepri juga melakukan penguatan moderasi beragama melalui mata pelajaran agama kepada guru dan murid di madrasah maupun di sekolah umum. “Kami juga menginternalisasi moderasi beragama kepada para guru, murid, dan lembaga-lembaga keagamaan melalui Pembimas Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha,” tuturnya.


Berkaitan erat dengan penguatan moderasi beragama adalah program religiosity index dan tahun kerukunan. Mahbub dengan bangga menyebutkan bahwa kerukunan di Kepri sudah terbukti melalui nilai indeks kerukunan yang selalu tinggi. Menurutnya hal ini tidak terlepas dari karakteristik orang melayu yang terbuka menerima perbedaan dan pendatang.


“Pada tahun 2022 indeks kerukunan umat beragama di Kepri tertinggi se-Indonesia dengan skor 85,78%, pada tahun 2023 ini juga masih menempati urutan teratas. Ini tidak lepas dari masyarakat melayu sebagai orang asli Kepri yang terbuka menerima pendatang, ditambah upaya dari para tokoh lintas agama yang intens saling menjalin komunikasi, sehingga berdampak pula pada umat untuk ikut menjaga hidup damai,” pungkasnya


Daerah Terbaru