Daerah

Pelatihan Metode Amtsilati untuk Guru MI: Upaya Tingkatkan Profesionalisme Menuju Pendidik dan Siswa yang Unggul

Selasa, 10 Juni 2025 | 12:47 WIB

Pelatihan Metode Amtsilati untuk Guru MI: Upaya Tingkatkan Profesionalisme Menuju Pendidik dan Siswa yang Unggul

Pelatihan Metode Amtsilati selama dua hari, mulai 9 hingga 10 Juni 2025 di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Batam.Foto- Hamdani/NUOK.

Batam, NU Online Kepri — Sebagai upaya meningkatkan kompetensi guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) dalam pengajaran agama, khususnya dalam membaca kitab kuning, Kantor Kementerian Agama Kota Batam menyelenggarakan Pelatihan Metode Amtsilati selama dua hari, mulai 9 hingga 10 Juni 2025 di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Batam.

 

Kegiatan ini mengusung tema “Meningkatkan Profesionalisme Guru Madrasah melalui Amtsilati, Menuju Pendidik Qur’ani yang Unggul dan Kompeten. Hadir dalam kegiatan ini Kepala Kantor Kemenag Kota Batam, Budi Dermawan, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Magdalena Silfia, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah, Andika Setiawan, narasumber pelatihan Andi Khoirul Hadi, para kepala MI se-Kota Batam, serta 34 utusan guru MI dari berbagai madrasah di Batam.

 

Untuk diketahui, metode Amtsilati adalah salah satu metode pembelajaran untuk membaca kitab kuning secara cepat dan sistematis, yang telah banyak diterapkan di pesantren dan madrasah di Indonesia.

 

Dalam sambutannya, Kepala Kemenag Kota Batam, Budi Dermawan menyampaikan apresiasi yang tinggi atas terselenggaranya pelatihan tersebut. Ia menekankan pentingnya penguasaan metode Amtsilati dalam mencetak generasi Qur’ani yang unggul, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan global.

 

“Program Amtsilati sangat kita butuhkan, karena saat ini dunia serba terbatas oleh waktu, teknologi, dan tantangan moral. Melalui pelatihan ini, guru tidak hanya menambah keterampilan, tetapi juga memperkuat misi membentuk generasi yang cerdas dan berakhlak,” ujarnya.

 

Budi juga menekankan alasan pelatihan ini difokuskan di tingkat MI, karena pendidikan dasar adalah fondasi penting dalam pembentukan karakter dan literasi keagamaan.

 

“Kita dorong metode Amtsilati di tingkat MI karena dari sinilah pendidikan karakter dapat ditanamkan sejak dini. Ini adalah pondasi untuk jenjang pendidikan berikutnya,” lanjutnya.

 

Ia mengajak seluruh peserta pelatihan untuk mengikuti kegiatan ini dengan semangat dan penuh keikhlasan, sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.

 

“Ikhlaskan waktu, tenaga, dan pikiran untuk kegiatan ini. Yakinlah bahwa ini bermanfaat bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk anak-anak didik kita. Niatkan untuk memberi yang terbaik dalam membangun generasi terbaik di Kota Batam,” tutupnya.

 

Melalui pelatihan ini, diharapkan para guru mampu mengimplementasikan metode Amtsilati dalam pembelajaran sehari-hari di madrasah, serta turut memperkuat peran madrasah dalam membentuk pribadi peserta didik yang religius, cerdas, dan mandiri.(Z)