• logo nu online
Home Warta Nasional Daerah Melayu Keislaman Opini Pendidikan Sosok Khutbah Pemerintah Parlemen Pustaka Video Mitra
Senin, 29 April 2024

Daerah

Tanjungpinang

LPPNU Tanjungpinang Dampingi Pesantren Raudhatul Qur’an Manfaatkan Lahan Pekarang Untuk Bertani

LPPNU Tanjungpinang Dampingi Pesantren Raudhatul Qur’an Manfaatkan Lahan Pekarang Untuk Bertani
PPNU Tanjungpinang Dampingi Pesantren Raudhatul Qur’an .(Foto:NUOK/Sarpandi)
PPNU Tanjungpinang Dampingi Pesantren Raudhatul Qur’an .(Foto:NUOK/Sarpandi)

Tanjungpinang, NU Online Kepri

Budidaya cabai tidak hanya dilakukan pada lahan yang luas tapi juga dapat dibudidayakan di dalam pot/polybag yang lahan pekarangannya sempit seperti di Kota Tanjungpinang. Budidaya dengan sistim ini saat ini sedang dilakukan petani perorangan KH. Buhriady. Beliau adalah Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Qur’an, Jl. Raya Tanjung Uban KM. 12 Kota Tanjungpinang.


Selanjutnya Yai Buhriady dengan didampingi Lutfi Humaidi, M.Sc. Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU)-PCNU Kota Tanjungpinang pada Kamis, 30 Maret 2023 mulai memindahkan tanaman cabai dari tempat penyemaian ke dalam media tanam yang sudah disiapkan di lahan pekarang samping pesantren. Lutfi menuturkan ketika memindahkan bibit cabai usahakan ketika suhu tidak terlalu panas, idealnya pada sore hari, dimana matahari tidak terlalu terik sehingga tanaman terjaga dari sengatan sinar matahari langsung.


“Saat pemindahan tanam lakukan dengan hati-hati, perhatikan akar tanaman agar jangan sampai putus dan rusak. Buatlah lubang pada media tanam sedalam 5-7 cm. Bila pembibitan dilakukan di dalam polybag maka pindahkan bibit cabai bersamaan dengan polybag ke tempat yang lebih besar,”kata Lutfi yang juga sebagai Penyuluh Pertanian di BPSIP Kepri.


Lutfi lebih lanjut menjelaskan bahwa tanaman cabai memerlukan perawatan rutin agar bisa tumbuh dengan baik. Perawatan pada cabai meliputi penyiraman, pemberian pupuk, perempelan, pemasangan ajir, dan membersihan dari gangguan gulma serta pengendalian hama dan penyakit.


“Selain menanam cabai dalam polibag di pekarangan pesantren, hal lain yang bisa dilakukan pesantren yakni memanfaatkan limbah dapur yang ada di pondok pesantren Raudhatul Qur’an. Ini sangat berperan dalam proses budidaya yang berdampak pada kelestarian lingkungan yang mungkin sebelumnya hanya terbuang begitu saja, misalnya sampah organik, sampah dapur dan air cucian beras,”kata Lutfi.


Dampak yang diharapkan dari pengelolaan pekarangan ini adalah santri dan pengelola pesantren bisa memproduksi dan mengkonsumsi sendiri produk pertaniannya.  Sangat efektif dan efisien.  Selain itu, kualitas hasil pekarangan sendiri bisa dikendalikan dengan memperhatikan faktor kesehatan.  Dengan demikian kesehatan keluarga besar pesantren Raudhatul Qur’an akan semakin meningkat


Daerah Terbaru