• logo nu online
Home Warta Nasional Daerah Melayu Keislaman Opini Pendidikan Sosok Khutbah Pemerintah Parlemen Pustaka Video Mitra
Sabtu, 27 April 2024

Mitra

Satgas Stunting dan Anggota DPRD Kota Berkolaborasi

Satgas Stunting dan Anggota DPRD Kota Berkolaborasi
Satgas Stunting dan Anggota DPRD Kota Berkolaborasi.(Foto:NUOK/dok.pribadi)
Satgas Stunting dan Anggota DPRD Kota Berkolaborasi.(Foto:NUOK/dok.pribadi)

Tanjungpinang, NU Online Kepri

Percepatan penurunan angka stunting dibutuhkan kerjasama triple helix antara perguruan tinggi, pemerintah, dan industri melalui skema kegiatan Corporate Sosial Responsibility (CSR) dari seluruh industri. Salah satu program unggulan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yakni dengan BAAS (Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting).


Program BAAS merupakan pemberian bantuan dalam bentuk bantuan makanan tambahan yang di fokuskan dengan makanan yang penuh dengan Protein Hewani, contoh dari makanan Protein Hewani adalah Daging Ruminansia (daging sapi, daging kambing, daging rusa dll), Daging Unggas (daging ayam, daging bebek dll), ikan termasuk seafood, telur dan susu serta hasil olahan nya. Bantuan makanan yang diberikan langsung kepada masing-masing keluarga yang memiliki anak berisiko stunting jika dijumlahkan dalam bentuk uang kurang lebih senilai Rp. 740.000/bulan selama dalam jangka waktu minimal 6 bulan, dengan harapan ketika anak tersebut belum berusia genap 2 Tahun secara Nutrisi masih bisa terkoreksi menjadi lebih baik.


Anggota DPRD Kota Batam (Komisi 3), Budi Mardiyanto, SE, MM., yang juga didampingi Anggota Satgas Stunting Provinsi dan kota Batam Firmansyah, S.Kom, Nur Kholidah, S.I.P, Liya Agustina, S.Ap dan Silvia Widya Astuti, SH dalam hal ini turun ke lapangan secara langsung tepatnya di Kecamatan Belakang Padang Kamis (9/2/2023) menyatakan siap untuk menjadi BAAS. “Saya siap jadi bapak asuh, mari menuju zero stunting”, ungkap Budi dengan sangat yakin.


Turut sertanya Budi Mardiyanto, mengawali program BAAS Kepulauan Riau di tahun ini. BAAS menjadi salah satu program yang Budi ikuti dan berpartisipasi langsung dalam mengatasi stunting.


Menanggapi pernyataan Budi Mardiyanto, Tim Satgas Stunting Kepulauan Riau di saat yang bersamaan dengan kegiatan Posyandu Mawar di Kelurahan Sekanak Raya, Kampung Bugis Batu Gajah melakukan peninjauan kepada 1 baduta (bawah dua tahun) berisiko stunting.


Syamirullah, baduta yang saat ini berusia 6 bulan, lahir dengan kondisi berat badan 1,4 kg. Kondisi seperti ini menjadikan Syamirullah termasuk anak terkategori stunting. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi keluarga yang kurang mencukupi bagi baduta tersebut.


Pada kesempatan tersebut, turut hadir Chalvin Reza Loak selaku Penugasan Nusantara Sehat Puskesmas Belakang Padang, Suwardi selaku Perwakilan TPK Kecamatan Belakang Padang, dan kader-kader Posyandu Mawar yang siap membantu mendampingi keluarga berisiko stunting yang ada di wilayah Kecamatan Belakang Padang.


Chalvin memaparkan, “Di sini faktor utama penyebab stunting ya pola asuh sih, sama pola perilaku.  Banyak juga orang tua yang masih muda-muda gak paham. Terus faktor sanitasi juga sangat kurang”. Tercatat Januari 2023 masih ada 13 anak stunting di Kecamatan Belakang Padang.


Respon positif atas program BAAS disampaikan pula oleh Suwardi. “Kerjasama ini gampang-gampang susah sebeneranya. Harapan kami dengan kerjasama Bapak Asuh ini percepatan stunting ini di Belakang Padang bisa progresif ke depannya.” tuturnya.


Koordinator Program Manager (KPM) Satgas Stunting Kepulauan Riau yakni Aditya Wira Pratomo. SP., S.Psi., M.Psi., Psikolog, Mengajak seluruh Satgas Stunting Provinsi dan Kota untuk berkomitmen penuh dalam hal penurunan angka stunting di Kepulauan Riau dengan melibatkan seluruh lintas sektor dan harus lebih sering turun ke lapangan.


Harapannya, program BAAS dapat menjadi perhatian seluruh elemen masyarakat terutama di Kepulauan Riau. Bukan hanya Budi Mardiyanto, tetapi siapa saja, dari elemen masyarakat manapun dapat turut serta dalam program BAAS demi suksesnya penurunan anak stunting di Kepulauan Riau. Berdasarkan Data PK 2021 masih tercatat 167,460 anak berisiko stunting yang tersebar di seluruh 7 Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau.


Mitra Terbaru