• logo nu online
Home Warta Nasional Daerah Melayu Keislaman Opini Pendidikan Sosok Khutbah Pemerintah Parlemen Pustaka Video Mitra
Sabtu, 20 April 2024

Keislaman

Peran Penting Tiga Tokoh dalam Pengumpulan Ayat Al-Qur'an

Peran Penting Tiga Tokoh dalam Pengumpulan Ayat Al-Qur'an
ilustrasi
ilustrasi

Dimasa Rasulullah, Al-Qur'an belum dibukukan. Hingga Rasulullah wafat, tulisan ayat-ayat Al-Qur'an masih terpencar diberbagai media sebagaimana saat diturunkan. Ditulang unta, kulit unta atau pelepah kurma.


Pasca perang Yamamah, yakni peperangan kaum muslimin dalam menumpas nabi palsu Musailamah Al-Kadzdzab pada abad 12 Hijriyah yang menggugurkan 70 hafidz Al-Qur'an, Umar bin Khattab memiliki ide agar Al-Qur'an dibukukan menjadi mushaf. Hal itu demi kemaslahatan dan eksistensi Al-Qur'an sehingga tidak lenyap dari muka bumi jika para hafidz Al-Qur'an wafat. Sahabat Umar paling bertanggung jawab dalam misi "bid'ah" membukukan Al-Qur'an yang sama sekali tidak pernah dilakukan dan diperintahkan oleh Rasulullah.


Sayyidina Umar kemudian menyampaikan idenya kepada pemerintah yang berkuasa saat itu yakni khalifah Abu Bakar Shiddiq. Terjadi perdebatan panjang antara Khalifah Abu Bakar dan sayyidina Umar akibat "bid'ah" yang dimotori oleh sayyidina Umar tersebut. Alhamdulillah. Atas petunjuk Allah, Abu Bakar menyetujui ide Umar yang sangat brilian itu.


Khalifah Abu Bakar lantas menyurati Zaid bin Tsabit, sahabat hafidz Al-Qur'an sekaligus pencatat seluruh ayat Al-Qur'an saat diwahyukan, agar dirinya segera membukukan seluruh Ayat Al-Qur'an. Zaid bin Tsabit adalah sahabat cerdas luar biasa. Zaid bin Tsabit mulanya enggan menerima ide Sayyidina Umar yang tidak masuk akal itu. Terjadilah diskusi yang sangat panjang tentang proyek besar itu yang manfaatnya untuk semesta alam. Allahu Akbar. Alhamdulillah. Akhirnya Zaid bin Tsabit menyetujuinya.


Pengumpulan ayat-ayat Al-Qur'an dalam satu mushaf pun dimulai. Zaid bin Tsabit dengan segala kecerdasan dan ketelitiannya, sangat berhati-hati dalam menuliskannya. Hafalan yang tersimpan didalam dadanya berguna untuk mengurutkan tulisannya dalam mushaf dari seluruh ayat Al-Qur'an yang berserakan disegala tempat.


Atas izin Allah. Proyek pengumpulan Al-Qur'an menjadi satu mushaf pun selesai. Mushaf Al-Qur'an pertama didunia itu disimpan oleh Khalifah Abu Bakar hingga wafat. Kemudian berpindah pada sayyidina Umar saat beliau menjadi Khalifah dan disimpan oleh putrinya yakni sayyidatina Hafshah saat Khalifah Umar wafat.


Dari kisah ini bisa kita simpulkan bahwa bid'ah atau hal yang baru tidak selalu sesat. Justru bidah yang dilakukan tiga tokoh diatas adalah Bid'ah yang wajib yang manfaatnya untuk seluruh umat manusia hingga hari kiamat. Kita semua harus berkreasi untuk menciptakan beragam bid'ah di era milenial ini untuk kemaslahatan Islam dan kemaslahatan umat. Dengan syarat, bid'ah yang tidak melanggar syari'at.


Keislaman Terbaru