Keislaman

“Keutamaan Shalat Tarawih” di Dalam Kitab Durrotun Nashihin Karya Utsman bin Hasan bin Ahmad as-Syakiri

Ahad, 16 Maret 2025 | 11:21 WIB

“Keutamaan Shalat Tarawih” di Dalam Kitab Durrotun Nashihin Karya Utsman bin Hasan bin Ahmad as-Syakiri

NUOK/Photo : istimewa

Siak, NU Online Kepri
Sholat tarawih adalah salah satu amalan ataupun qiyamul lail pada malam bulan Ramadhan yang sangat dianjurkan, oleh karenanya ummat muslim selagi tidak ada halangan, atau udzur syar’i sebisa mungkin jangan sampai meninggalkannya. 

Karena ini adalah suatu amalan khusus yang diberikan oleh Allah swt kepada ummatnya nabi Muhammad saw. Dan harapannya semoga ketika seseorang mau melaksanakan ibadah di dalam bulan Ramadhan dengan iman dan hanya mengharap ridho dari Allah swt, semoga terampuni segala kesalahan dan dosa-dosanya.

Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib ra. bahwa dia berkata : “Nabi saw. pernah ditanya tentang keutamaan-keutamaan shalat Tarawih di bulan Ramadan, lalu Beliau menjawab : Keutamaan shalat tarawih “Pada malam pertama, seorang mukmin keluar dari dosanya seperti saat ia baru dilahirkan oleh ibunya. Pada malam kedua, dosa-dosanya diampuni, juga dosa-dosa kedua orang tuanya, jika keduanya beriman. Pada malam ketiga, malaikat dari bawah Arsy berseru : Mulailah beramal, semoga Allah mengampuni dosa-dosamu yang telah lewat.

Pada malam keempat, dia memperoleh pahala seperti pahala orang yang membaca kitab Taurat, Injil, Zabur dan Alfurqan (Alquran). Pada malam kelima, Allah Taala memberinya (pahala) seperti pahalanya orang yang salat di Masjidil Haram, Masjid Madinah dan Masjidil Aqsha. Pada malam keenam, Allah Taala memberinya (pahala) seperti orang yang melakukan tawaf di Baitul Makmur, dan dimohonkan ampun oleh setiap bebatuan dan cadas. 

Pada malam ketujuh, seolah-olah ia bertemu nabi Musa as. dan membelanya dalam menghadapi Fira’un dan Haman. Pada malam kedelapan, Allah Taala memberinya apa yang pernah diberikan-Nya kepada Nabi Ibrahim as. Pada malam kesembilan, seolah-olah ia beribadat kepada Allah Taala sebagaimana ibadatnya Nabi Muhammad saw. 

Pada malam kesepuluh, Allah Taala menganugerahinya kebaikan dunia dan akhirat. Pada malam kesebelas, ia keluar dari dunia (mati) seperti saat baru dilahirkan dari perut ibunya.
Pada malam kedua belas, ia datang pada hari kiamat dengan wajah yang bercahaya bak bulan purnama. Pada malam ketiga belas, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari semua kejahatan. Pada malam keempat belas, para malaikat datang seraya memberi kesaksian untuknya, bahwa dia benar-benar telah mengerjakan salat Tarawih, maka Allah Taala tidak menghisabnya pada hari kiamat. 

Pada malam kelima belas, ia didoakan oleh para malaikat, dan oleh para pemanggul Arsy dan Kursi. Pada malam keenam belas, Allah menetapkan baginya kebebasan untuk selamat dari neraka, dan kebebasan untuk masuk ke dalam surga. Pada malam ketujuh belas, ia diberi ganjaran seperti pahalanya nabi-nabi. Pada malam kedelapan belas, malaikat berseru : 'Hai hamba Allah, sesungguhnya Allah telah rida kepadamu dan kepada ibu bapakmu'. Pada malam kesembilan belas, Allah mengangkat derajatnya di dalam surga Firdaus. 

Pada malam kedua puluh, ia diberi ganjaran seperti pahalanya para syuhada (orang orang yang mati syahid) dan orang-orang saleh. Pada malam kedua puluh satu, Allah membangunkan untuknya sebuah mahligai dari cahaya di dalam surga. Pada malam kedua puluh dua, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari Segala kesedihan dan kesusahan. 

Pada malam kedua puluh tiga, Allah membangunkan untuknya sebuah kota di dalam Surga, Pada malam kedua puluh empat, ia mempunyai dua puluh empat doa yang mustajab. Pada malam kedua puluh.
lima, Allah Taala menghapuskan azab kubur darinya. 

Pada malam kedua puluh enam, Allah mengangkat baginya pahalanya selama empat puluh tahun. Pada malam kedua puluh tujuh, ia datang pada hari kiamat melewati Shirath (jembatan yang melintang di atas neraka menuju surga) laksana kilat yang menyambar. Pada malam kedua puluh delapan, Allah mengangkat untuknya seribu derajat di dalam surga. 

Pada malam kedua puluh sembilan, Allah memberinya pahala seribu haji yang diterima. Dan pada malam ketiga puluh, Allah berfirman : "Hai hamba-Ku, makanlah dari buah buahan surga, dan mandilah dari air Salsabil, dan minumlah dari telaga Alkautsar. Akulah Tuhanmu dan engkau adalah hamba-Ku'./Masruri Al Barbasyi