• logo nu online
Home Warta Nasional Daerah Melayu Keislaman Opini Pendidikan Sosok Khutbah Pemerintah Parlemen Pustaka Video Mitra
Jumat, 28 Maret 2025

Sosok

Kisah Inspiratif: Suka dan Dukanya Seorang Peternak Bebek Petelur

Kisah Inspiratif: Suka dan Dukanya Seorang Peternak Bebek Petelur
Kisah Inspiratif: Suka dan Dukanya Seorang Peternak Bebek Petelur.(Foto:NUOK/ist)
Kisah Inspiratif: Suka dan Dukanya Seorang Peternak Bebek Petelur.(Foto:NUOK/ist)

Siak, NU Online Kepri

Pagi itu suasana masih gelap gulita hanya pancaran sinar bolham lampu yang dapat menjadikan benda benda itu menari lenggak lenggok  ke sana kemari, karena terpaan dan hembusan angin yang sepoi sepoi. Seakan bayang bayang itu melambai lambaikan memberi isyarat mengajak untuk bercerita tentang hingar bingarnya kehidupan yang fana di alam dunia ini.


Tak lama kemudian, suara sayup sayup azan terdengar dikumangdangkan oleh seorang muadzin nan  merdu lagi syahdu suaranya silih bergantian dan bersautan terdengar dari berbagai masjid dan musholla di sekitar kampung nan asri, membuat hati semakin rindu padaNya. keyakinanku bertambah semakin kuat ketika ayam jago yang bertengger di atas pohon sawo di samping rumahku berkokok dengan suara yang mengagetkanku seakan akan ia membangunkan sang tuan rumahnya. Ini berarti  pertanda waktu shubuh telah tiba, dalam benakku penuh dengan yakin.


Kubuka mataku serta berlahan kupaksa mulutku sembari komat kamit membaca do’a bangun tidur. Lalu kusingkirkan selimut sebagai penghangat seonggok tubuhku kala tidur, Kulipat dengan rapi selimut dan perkakas tempat tidurku sebagai tanda bahwa kita siap untuk mendatangi panggilanNya.


Kucuran air kran yang dingin di padasan sebagai saksi dihadapan Ilahi, bak seperti air es seakan menusuk hingga terasa ke tulang sumsum yang membasahi seluruh anggota wudhu tubuhku, membuat rasa kantukku dan malesku lenyap seketika bak ditelan ombak samudra. Kuhamaparkan sejadah sebagai tanda penghambaanku yang lemah di hadapan Dzat yang maha kuat. Kupasrahkan diri ini kepadaNya di keheningan pagi  yang buta di dalam rumah yang penuh sahaja, berupa sholat sunnah dua rakaat sebelum sholat fardhu shubuh, karena ini pada hakikatnya  lebih utama dan mulia dari pada dunia dan isinya.


Kubuka pintu rumah dan kulangkahkan kaki ini yang terasa berat lagi terseok seok menuju rumah suciMu, untuk menunaikan kewajiban nan mulia kepadaMu, berupa rukun Islam yang ke dua yakni mendirikan sholat shubuh secara berjama’ah di Musholla. Kutatap satu persatu wajah saudara saudaraku di rumahMu yang suci ini, seakan memancarkan pancaran Ilahi karena bekas wudhu di wajahnya serta  bukti bhakti penghambaan pada sang Ilahi.


Sesampai di rumah, mata semakin terbuka lebar dan semakin terang pandangannya seperti matahari disiang bolong memancarkan sinarnya dengan sempurna, sang istri  idaman hati, belahan jiwa dan bidaraku kelak di surga, telah menyuguhkan segelas kopi dengan senyuman manis dan tatapan muka yang penuh mengharap ridhoNya, segelas kopi hitam di atas meja dengan racikan  yang sempurna penuh  makna dan penuh kasih sayang telah disiapkan. Sembari sruput kopi hitam kental ditambah dengan menghisap sebatang rokok, menambah kesempurnaan hidup ini. Yah… itulah kehidupan di alam dunia ini yang penuh dengan fatamorgana, pastinya tergantung bagaimana kita meyikapinya, semakin kita Ikhlas dan ridho menyikapinya  maka Tuhan akan selalu membersamai kita di manapun, kapanpun dan dalam kondisi apapun.


Tak terasa, karena asyiknya nyruput kopi hitam ditambah kepulan asap dari beberapa batang rokok yang sudah terhisap, tinggal menyisakan puntung dan abunya yang terkumpul di asbak, rasa pulennya sepiring gemblong goreng yang siap disantap membuat bokong ini sungkan dan malas untuk beranjak dari kursi tempat kami bersantai santai, ditambah lagi dengan obrolan  ngalor – ngidul dengan sang istri, membuat gayengnya suasana di pagi ini. Tanpa disadari rupanya matahari sudah  tidak malu malu lagi menampakkan wajahnya dan meyinari  permukaan bumi, ini pertanda hari sudah beranjak siang dan kita siap bertebaran di atas muka bumi untuk mencari rizkiNya.


Segera ku beranjak dari kursi, lalu mengganti sehelai sarung dan baju koko yang masih menempel di tubuhku dengan pakaian dinasku untuk masuk ke dalam kandang bebek. Karena hewan ternak kesayanganku itu sudah mengeluarkan suara khasnya wek…wek.. wek…saling bersahutan satu sama lainnya, seakan ia memaggil majikannya untuk memberikan makan, pertanda rasa lapar sudah hinggap di perutnya.


Butiran pakan bebek dari pabrik dengan merek D93 dengan porsi 6 gram setiap ekor bebek yang sudah ditakar dan kusiapkan untuk populasi 500 ekor bebek, siap ku berikan untuk disantap oleh bebek bebek untuk mengakhiri rasa laparnya. Dengan lahapnya bebek bebek itu memakannya karena energi yang terkuras tadi malam untuk mengeluarkan telurnya.


Kewajibanku sebagai wujud rasa kasih sayang pada bebek sudah kutunaikan dengan penuh tanggung jawab, dengan memberikan makan, minum, serta merawatnya dengan setulus hati dan rasa penuh kasih sayang. Kini tinggal saya mengambil hak pada bebekku yang berusia kurang lebih 1 tahun, yang sengaja saya datangkan dari bumi Lampung yang berjuluk  Sai Bumi Ruwa Jurai


Dengan sabar satu persatu butiran telur bebek yang berserakan di dalam kandang saya ambil dan saya kutipin lalu kukumpulkan di dalam ember, dengan penuh rasa Syukur seraya mengucapkan kalimat alhamdulillah akhirnya pekerjaan ini dapat selesai dalam waktu kurang lebih 1 jam. Sambil menghela nafas yang panjang kuperhatikan di dalam ember telur yang sudah saya kumpulkan, Eh….ternyata cukup lumayan banyak, kurang lebih ada 300 butir telur bebek.


Yah…itulah rutinitas saya setiap paginya yang harus ku lakukan untuk dapat menambah kebutuhan ekonomi keluarga, supaya dapur tetap ngebul, dan tentunya rokok juga tetep ngasap, “istilahnya jangan sampai roda macet kemudian ora ngliwet”. Hehehehehe….Hidup dizaman sekarang anak anak harus tetap dapat mengenyam pendidikan, banyaknya  pedagang yang bersliweran menjajakan jualannya untuk mengais rizki, berkeliling setiap sore, membuat pengeluaran diluar yang kita duga. Oleh karenanya sebisa mungkin tantangan yang ada disekitar lingkungan rumah kujadikan peluang yang dapat mendatangkan keuntungan, serta pundi pundi rupiah. Jadi intinya kita harus pandai pandai memanfaatkan situasi hidup ini dengan penuh optimis.


Selama saya bersahabat, berkawan dan memelihara bebek petelur dari tahun 2018 sebelum pandemi covid 19 mengamuk negeri ini dan melanda dunia pada umumnya, suka dan dukanya yang kualami sudah barang tentu ada. Sukanya ya ketika bebek sudah pada bertelur, pangsa pasarnya untuk penjualannya gampang, setiap pagi dikutip alhmadulillah dapat telur kurang lebih 300 butir dari jumlah populasi 500 ekor dapat ludes terjual habis manis di beli para pedagang bandrek, teh telur dan home industry seperti para pembuat telur asin, serta anak anak sekolah untuk program makan bergizi, serta praktik murid  ketika diperintah oleh bapak/ibu guru di sekolah. Sehingga telur bebek yang saya tawarkan dan saya jual selalu fresh dan segar, sehingga animo masyarakat untuk membelinya selalu tinggi dan tidak pernah kecewa. Disamping itu enaknya dalam beternak bebek, pesaingnya boleh dikatakan jarang kita jumpai,


karena dibutuhkan tangan tangan yang terampil serta rajin dan ekstra ulet dalam perawatannya. Boleh dikatakan untuk satu kecamatn saja tidak sampai 3 orang yang mau memelihara dan beternak bebek petelur. Keuntungan lainnya ketika bebek tersebut sudah afkir/tidak bertelur lagi maka bisa kita lelang ke penjuan pecel lele, atau rumah makan, pupuk kompos ataupun kotoran yang dihasilkan dari bebek petelur juga menjadi incaran para petani sawit supaya tanaman sawitnya subur.


Ada suka tentu ada juga dukanya,  Yah…itulah lika liku orang usaha, lalu apa dukanya dalam beternak bebek??? ketika bebek baru  datang sekitar umur 4 bulan, saya harus mengeluarkan modal yang lumayan besar, karena satu ekor bebek yang masih bayah (gadis) harganya Rp 80.000 kali 500 ekor, nah inikan modal awal yang cukup lumayan besar.  Kemudian harus  diberi makan sampai berumur 6 bulan hingga bebek tersebut siap untuk bertelur, artinya kurang lebih selama 2 bulan harus merogoh kocek untuk membeli pakannya.  Lalu bebek juga akan mengalami rontok bulu setelah aktif berproduksi selama 10 bulan – 12 bulan. Masa moulting atau rontok bulu ini akan terjadi sekitar 1 – 2 bulan, selama masa produksinya bebek akan mengalami rontok bulu 1 sampai 2 kali.


Nah …disini Ketika masa rontok bulu kita harus merogoh fulus dari dompet lagi, karena bebek tidak bertelur, makanya harus pandai-pandai mempergunakan uang dari penghasilan telur bebek untuk menghadapi masa paceklik alis rontok bolu.


Itulah dukanya orang berwiraswasta, jenis usaha apa saja, dalam hal ini usaha ternak bebek petelur, selama kurang lebih 6 tahun yang sudah saya geluti. Ditambah lagi namanya bebek punya nyawa pasti dari sekian persennya ada yang mati sebelum masa afkir. Mahalnya pakan bebek pabrikan yang selalu fluktuafin juga membuat minat orang enggan untuk beternak bebek petelur.


Kalaulah jenis usaha yang akan dirintis oleh seseorang  akan selalu menuai kesuksesan maka semua orang di dunia ini akan kaya raya, dan tentunya kenikmatan di dalam mencari/membangun usaha sama sekali tidak terasa apa-apa, alias hambar, kalau begitu kita jadi bingung untuk membedakan mana si kaya dan mana simiskin, serta mana oring rajin dan mana sipemalas.


Begitu juga sebaliknya kalau kita mau berusaha tetapi takut kolaps alias bangkrut beraarti jiwa wiraswasta kita patut diragukan bahkan mungkin bisa juga kita dicap oleh yang Maha kuasa sebagai hamba yang pengecut lagi tidak mau ikhtiar/berusaha alias pemalas, padahal Tuhan sudah mewanti wanti kepada ummatnya, melalui kalam sucinya “Sungguh Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sebelum kaum itu merubahnya sendiri”.


Intinya Tuhan yang maha pemurah lagi maha penyayang terhadap hambanya,Hanya memerintahkan ummatnya untuk berusaha, adapun hasil itu hak prerogatifNya, artinya ketika kita sudah mau berjibaku untuk berusaha dan merubah nasib, pasti Tuhan akan memberi nya sesuai dengan jerih payah usaha kita,  oleh karenanya proses tidak akan memungkiri hasil.


Masruri alBarbasyi
Peternak Bebek Petelur Tinggal Kab. di Siak Sri Indrapura


Sosok Terbaru