• logo nu online
Home Warta Nasional Daerah Melayu Keislaman Opini Pendidikan Sosok Khutbah Pemerintah Parlemen Pustaka Video Mitra
Sabtu, 27 April 2024

Nasional

Halaqoh Ulama Nasional, RMI NU Kepri: Kitab Kuning Mesti Dikembangkan tidak Hanya Melalui Pesantren

Halaqoh Ulama Nasional, RMI NU Kepri: Kitab Kuning Mesti Dikembangkan tidak Hanya Melalui Pesantren
Halaqoh Ulama Nasional, RMI NU Kepri: Kitab Kuning Mesti Dikembangkan tidak Hanya Melalui Pesantren.(Foto:NUOK/Ist)
Halaqoh Ulama Nasional, RMI NU Kepri: Kitab Kuning Mesti Dikembangkan tidak Hanya Melalui Pesantren.(Foto:NUOK/Ist)

Lamongan, NU Online Kepri

Rabithah Ma'ahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (RMI PBNU) menyelenggarakan Halaqah Ulama Nasional yang digelar selama tiga hari, 11—13 Juli 2023. Halaqah ulama ini mengambil tema "Menyambut Peradaban Baru, Menguatkan Pesantren dan Revitalisasi Kitab Kuning".


Acara tersebut diselenggarakan di Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur, dengan menghadirkan 500 ulama se-Indonesia untuk membicarakan berbagai problem kebangsaan dan keumatan.


Dalam pertemuan itu, akan muncul banyak isu strategis yang dibahas. Pengurus PBNU KH Ulil Abshar Abdalla bakal menyoroti pentingnya konstektualisasi kitab kuning yang ditulis oleh ulama klasik agar tetap relevan pada masa kini.


“Dalam kitab-kitab klasik, kita mengenal istilah kafir dzimmi, saat ini kita perlu bertanya pakah kategori seperti ini masih bisa kita pakai, atau kita pahami ulang secara lebih kontekstual. Pertanyaan lain yang harus dipikirkan ulang adalah bagaimana kedudukan minoritas (terutama minoritas agama) dalam negara bangsa ditinjau dari sudut fikih siyasah kita?”


Sementara itu dihubungkan terpisah, Ketua RMI NU Kepri Kiai Nur Syahid mengatakan, kitab kuning selain harus terus dipelajari juga mesti dikembangkan. Menurutnya, kitab kuning mampu menjawab seluruh aspek kehidupan. Baik itu sosial politik maupun persoalan agama.


Pengasuh Pondok Pesantren As-Syahid itu juga meminta agar Kitab kuning tidak hanya dipelajari di pondok-pondok pesantren tapi juga di berbagai majelis-majelis.


"Kitab kuning mesti dan wajib untuk terus dikembangkan. Dalam kitab kuning segala aspek sosio kehidupan ada jawabannya. Tinggal bagaimana kita terus mempelajarinya dan mengembangkannya," pungkasnya.


Nasional Terbaru