Sikap Apatis Terhadap Politk Di Kalangan Anak Muda
Menurut KBBI apatis memiliki arti acuh tidak acuh; tidak peduli; masa bodoh. jadi apatis dapat diartikan sebagai suatu sikap tidak peduli dengan segala hal yang terjadi di sekitarnya maupun dalam lingkup yang lebih luas. Karena itu, seseorang yang memiliki sikap apatis lebih cenderung asyik atau menikmati dunianya sendiri. Sehingga ia tidak peduli dengan lingkungan di sekitarnya.
Sikap apatis juga kite jumpai dalam wilayah politik. Apatis memang bukan hal baru di dunia perpolitikan khususnya Indonesia. Apatisme politik sudah ada sejak dulu, namun baru mulai dibahas ketika masa reformasi dimulai. Hingga kini apatisme politik tetap menjadi suatu hal yang masih layak untuk dibahas. Apalagi saat ini era serba digital, di mana setiap orang bebas mengakses informasi dan bebas menyuarakan pendapat di media sosial.
Yang dikhawatirkan adalah saat ini apabila sikap Apatis terjadi di kalangan anak muda. Padahal Anak muda sebagai cikal bakal penerus bangsa. Anak muda sangat dibutuhkan bagi kemakmuran bangsa, para kaum muda ini diharapkan mempunyai ide-ide yang kreatif untuk bisa merubah bangsa ini menjadi lebih baik.
Namun bagaimana jika generasi milenial ini malah menjadi apatis terhadap politik. Contohnya saja masih banyak generasi muda yang acuh tak acuh dalam politk dengan memutuskan untuk golput, hal ini berarti mereka enggan untuk ikut berpartisipasi dalam proses politik di Indonesia, padahal satu suara saja dapat menentukan nasib bangsa kedepannya. Hal itu terjadi karena kaum muda masih menilai politik itu rebutan kekuasaan, urusan orang tua, korupsi, janji-janji politik. Sehingga ia enggan masuk ke dunia politik dan menjadi apatis dalam politik. Dan apalagi akan memasuki tahun tahun politik.
Dibalik itu semua, terdapat upaya yang bisa dilakukan dari segi Pemerintah salah satunya menyediakan akses atau fasilitas-fasilitas yang memadai kepada pemuda-pemuda untuk mendukung kegiatan politik, diantaranya memberikan pendidikan atau sosialisasi politik. Lalu generasi muda dibina untuk memiliki
kemampuan menyaring informasi terkait politik di media sosial agar dapat memahami tindakan elit politik. Maka dari itu anak muda dituntut bersikap aktif membantu pemerintah dalam memberikan masukan kepada pemerintah. Jangan hanya berdiam diri, namun berpikirlah kritis untuk ikut serta menjaga persatuan bangsa, jangan terpecah belah hanya karna pilihan yang beda. Karena Sebentar lagi kita akan memasuki tahun politik maka dari itu generasi milenial untuk dapat selektif memilih calon pemimpin dan berani menolak politik uang atau yang biasa masyarakat sebut serangan fajar.
Menentukan Pilihan bukanlah hal yang mudah, namun Tidak Memiliki Pilihan bukanlah sikap yang bijak. Anak muda juga memiliki peran politiknya. Pemikiran anak muda yang mempunyai ambisi ingin memajukan bangsa itu patut diapresiasi. mulai dari sekarang anak muda Indonesia harus aktif berpolitik, bisa dengan ikut serta dalam pemilihan umum atau menyampaikan aspirasinya tentunya tidak dengan kekerasan, agar demokrasi berkualitas dapat terwujud dan bisa melahirkan sistem pemerintahan yang lebih baik.
Ferdiansyah, mahasiswa STISIPOL Raja Haji Tanjungpinang