• logo nu online
Home Warta Nasional Daerah Melayu Keislaman Opini Pendidikan Sosok Khutbah Pemerintah Parlemen Pustaka Video Mitra
Kamis, 28 Maret 2024

Opini

Opini

Kiai Haikal: Banyak Pesanten yang Mulai Tinggalkan Kitab Kuning

Kiai Haikal: Banyak Pesanten yang Mulai Tinggalkan Kitab Kuning
Kiai Haikal: Banyak Pesanten yang Mulai Tinggalkan Kitab Kuning.(Foto:NUOK/Shon)
Kiai Haikal: Banyak Pesanten yang Mulai Tinggalkan Kitab Kuning.(Foto:NUOK/Shon)

Sebagai lembaga pendidikan, pondok pesantren mempunyai kekhasan tersendiri. Salah satunya cirinya adalah adanya pengajaran kitab kuning. Namun, belakangan banyak pesantren yang sudah meninggalkan kitab kuning. Salah satu sebabnya karena kitab kuning tidak sesuai dengan perkembangan zaman yang serba canggih.


Banyak pesantren yang sudah tidak mengajarkan kita salaf turut diamini oleh Pengasuh Pondok Pesantren Al-Utsmaniyah Kiai Agus Salim Haikal. Menurutnya, saat ini pesantren hanya mengejar banyaknya santri belaka.


"Kalau kita cermati, khususnya di Batam ini 70 persen pesantren itu tidak ada lagi mengajarkan kitab Kuning. Pengajian kitab kuning mulai ditinggalkan," kata Kiai Haikal saat ditemui NU Online Kepri di sela-sela meninjau persiapan Sagulung Bersholawat, Sabtu (3/12/2022).


"Yang kemudian timbul dan diminati adalah pesantren modern. Hampir sama saja dengan sekolah-sekolah. Ciri dan ke Khasanya sudah tidak ada lagi," tambah mantan aktivis PMII ini.


Pondok pesantren memang harus dibuat senyaman mungkin bagi santri. Dibuat rapi dan cantik agar santri bisa betah berlama-lama dalam ruangan ataupun saat mendengarkan pengajain. Tapi, ke Khasanya itu tidak boleh ditinggalkan.


"Makanya, saya samapi berdarah-darah membangun dan membesarkan pesantren ini (ustmaniyah) dengan melengkapi berbagai macam fasilitas. Agar apa? Agar pondok yang miliknya NU tidak selalu dicap ketinggalan," jelas Ketua Pimpinan Wilayah Sarekat Nelayan NU (SNNU) ini.


"Keunggulan kita, jelas. Sanadnya ada. Masih mempertahankan kitab kuning. Lalu fasilitasnya juga tak kalah. Saya kira ini perlu kita pikirkan kedepannya secara bersama-sama. Bagaimana pondok tetap bertahan dengan cirinya tapi tetap diminati masyarakat," urainya.


Landasan kebanyakan dikejar sast ini hanya soal kepandaian dan prestasi di bidang sains. Tapi, lupa mendidik santri dengan akhlak. "Kita di sini adab kita tekankan betul. Serta juga memaju santri untuk terus berprestasi," jelasnya.


Ditanya mengenai bahasa yang digunakan di Pesantren Utsmaniyah, Kiai Haikal menjelaskan, sudah satu tahun ini ada dua bahasa digunakan yakni bahasa Inggris dan Bahasa Arab.


"Menguasai bahasa ini sangat penting. Terutama bahasa Inggris dan Bahasa Arab, untuk itu memang kita terapkan penggunaan dua bahasa itu. Tapi, lagi-lagi tetap ke Khasanya pesantren itu yang kitab kuningnya," pungkasnya.


Opini Terbaru