• logo nu online
Home Warta Nasional Daerah Melayu Keislaman Opini Pendidikan Sosok Khutbah Pemerintah Parlemen Pustaka Video Mitra
Kamis, 28 Maret 2024

Opini

BTN Mobile, Efesiensi Berbasis Teknologi

BTN Mobile, Efesiensi Berbasis Teknologi
BTN Mobile, Efesiensi Berbasis Teknologi.(Foto:NUOK/Ist)
BTN Mobile, Efesiensi Berbasis Teknologi.(Foto:NUOK/Ist)

Menteri Keuangan Sri Mulyani berang bukan kepalang. Pasalnya, banyak aplikasi milik pemerintah yang justru hanya jadi pajangan belaka. Akibatnya terjadi pemborosan, karena banyak anggaran yang terserap untuk membiayai aplikasi tersebut.


Bayangkan saja, tak kurang dari 24.000 aplikasi yang dimiliki oleh kementerian/lembaga negara. Sangat banyak bukan! Masalahnya adalah setiap aplikasi yang dimiliki oleh kementerian/lembaga tidak terintegrasi dengan baik. Seperti berdiri sendiri. Mungkinkah kementerian/lembaga membuat aplikasi hanya untuk gagah-gagahan saja. Bagaimana tidak, di satu kementerian/lembaga saja memiliki masing-masing aplikasi. Itu belum termasuk aplikasi milik pemerintah daerah.


Pemborosan dimaksud adalah banyak aplikasi yang jalan di tempat saja. Tak ada inovasi. Padahal inovasi diperlukan untuk memberi kemudahan dan kenyamanan bagi pengguna. Karena kurangnya inovasi itu, banyak aplikasi milik kementerian/lembaga itu teronggok begitu saja. Yang mendownload pun sangat minim.


Selain tak ada inovasi aplikasi milik kementerian/lembaga itu tidak terintegrasi dengan baik. Aplikasi itu beroperasi tidak mulfungsi. Sehingga tidak efisien. Ambil contoh  aplikasi perpustakaan milik daerah. Baik di provinsi maupun kabupaten memiliki aplikasi e-perpustakan. Fungsi dan fiturnya hampir sama, tetapi masing-masing memiliki aplikasi. Belum di bidang lainnya.


Padahal satu aplikasi saja memerlukan biaya yang tidak sedikit. Digitalisasi yang dimimpikan untuk efesiensi justru malah membuat pemborosan.


Langkah BTN Mobile

Langkah BTN Mobile untuk masuk dalam perbankan digital patut diapresiasi. Mengingat pesatnya pertumbuhan teknologi mengubah pola transaksi nasabah dari konvensional ke digitalisasi. Langkah ini adalah langkah maju. Selain efesiensi, kehadiran super app BTN mobile banking menjadikan pembiayaan dan transfer lebih mudah. Tanpa harus repot-repot lagi ke kantor cabang.


Bahkan ekonom Rhenald Kasali memprediksi, setidaknya beberapa sektor rentan tergerus akibat maraknya digitalisasi. Salah satunya pada perbankan. Dalam data yang dikeluarkan oleh Statistik Perbankan Indonesia (SPI) jumlah kantor cabang bank umum terus merosot dari tahun ke tahun. Pada Agustus 2022 tercatat sebanyak 25.842 kantor cabang. Jumlah itu turun sebanyak 12% dari tahun lalu. Di mana pada Agustus 2021 terdapat 29.683 kantor cabang.


Berkurangnya jumlah kantor cabang ternyata berbanding terbalik dengan transaksi melalui bank digital. Maka, fokus bank hari ini beralih kepada kebiasaan baru masyarakat. Bukan lagi fokus membuka layanan kantor cabang baru.


Lantas bagaimana dengan mobile banking milik BTN? Apresiasi pertama yang harus diberikan adalah BTN mobile sudah mengintegrasikan berbagai layanan kedalam satu aplikasi super app BTN mobile. Layanan aplikasi ini selain memiliki fitur dasar seperti payment dan purchase juga sudah dilengkapi dengan fitur finansial yang terkait dengan ekosistem perumahan. Fungsi ganda ini yang masih minim dimiliki oleh kementerian/lembaga.


Secara sederhana super app bisa dipahami, selain untuk transaksi dan pembayaran super app BTN mobile ini bisa dimanfaatkan untuk mencari informasi tentang rumah. Ekosistem perumahan itu sendiri. Ini yang menjadi pembeda dari aplikasi mobile banking lainnya. Fungsi ganda ini harus betul-betul mampu memberikan kenyamanan kepada para nasabah.


Pihak BTN sendiri menargetkan sekitar 5—7 juta nasabah bertransformasi ke layanan berbasis aplikasi ini. Tentu bukan target yang muluk-muluk. Mengingat paraara nasabah pun tentu sudah memiliki gawai masing-masing. Pertanyaan sederhananya kemudian bagaimana realitanya dengan target itu?


Dalam laman play store terbaru, aplikasi BTN mobile banking telah diunduh lebih dari 5.000 kali. Angka ini tentu bukan hal yang menggembirakan. Tapi, kemudian bisa dipahami bahwa memang aplikasi super app BTN mobile ini baru di-update penggunaannya 26 Januari pukul 2023 lalu. Update itulah yang mengintegrasikan semua fitur dalam satu aplikasi.


Problemnya kemudian bagaimana mengedukasi nasabah untuk masuk dalam super app BTN mobile mengingat dalam laman play store terdapat terdapat aplikasi serupa milik BTN atau pihak ketiga. Hal itu tentu membuat para nasabah kebingungan.


Kelemahan ini harus menjadi perhatian serius. Karena beberapa bank lainya pengguna mobile banking sudah di atas 10 juta. Tampaknya memang persaingan di Industri perbankan digital sangat ketat. Maka, yang paling penting diperhatikan kenyamanan dan kemudahan dalam menggunakan aplikasi. Selain tentunya fitur dan tampilan aplikasi yang memanjakan mata.


Problem berikutnya yang kerap menghantui para nasabah ada soal keamanan dalam bertransaksi via aplikasi. Benar bahwa dengan digitalisasi semua serba cepat ditengah padatnya aktivitas. Sehingga para nasabah bisa tetap bertransaksi meski sedang bekerja. Namun kenyamanan itu harus diperkuat dengan rasa aman bertransaksi. Seperti baru-baru ini modus pembobolan mobile banking menggunakan tautan undangan pernikahan. Korbannya pun tidak sedikit. Begitu mudahnya para hacker mengajak-ajak data nasabah.


Modus-modus baru dalam membobol rekening nasabah terus saja bermunculan. Para hacker kerap memanfaatkan kelengahan nasabah untuk meraup untung. Hal ini harusnya menjadi perhatian ekstra serius bagi pemilik bank termasuk BTN mobile. Bagaimana memberikan rasa nyaman dan keamanan selama bertransaksi.


Yang kemudian bisa diharapkan dari rasa nyaman itu para nasabah bermigrasi skala besar ke aplikasi milik BTN. Yang tentunya juga pada akhirnya akan menciptakan efesiensi. Dengan aplikasi efesiensi perusahaan akan terjadi. Migrasi besar-besaran ini bukan hanya menjadi mimpi ketika memang aplikasi selalu memberikan inovasi.

Oleh: M. Arfah


Opini Terbaru