Kader NU Dalam Kancah Politik
Coba buka dan gantungkan jaket masing-masing yg berbeda warna dan corak, bahkan yang multi corak seperti corak batik Mega mendung yg indah dan menantang. Semoga narasi ini bisa jadi bahan pertimbangan . Apapun narasi yg dibuat adalah sebuah tinjauan dari jejak politik sang kyai NU dan para kader NU.
Bagaimanapun dan apapun tokoh nasional, politisi nasional saat ini, kalau mau jujur adalah alumni "alumni Ciganjur" semua, mulai Cak Imin, Gus Ipul, Gus Yahya hingga Kang Said (KH Said Aqil Siradj) tokoh Sufi Lukman Sufi, mereka satu komplek dg Gus Dur kecuali Gus Yahya karena harus pulang meneruskan Mbah Kholil Leteh Rembang, yang lain tumbuh dan besar di Ciganjur.
Kiai Said misalnya, mewarisi Keulamaan, keilmuannya dalam bidang tasawuf. Bahkan disertasi dalam bhs arab tak satupun salah ketik (mirip Bung Hatta). Pun begitu dengan Cak Imin politisi lincah, ganteng dengan perawakan asli Jawa Nusantara, diakui sebagai organisator ulung, bisa kita lihat jejaknya di mulai dari aktif di PMII hingga kemudian menjadi Ketua Umum PB PMII.
Bahwa cak Imin merangsek ke kubu yg notabene bacapresnya lalo (baca: secara politik tidak disukai warga NU, karena didukung klan klan intoleran pembuat gaduh NKRI). Melihat hal seperti itu mari kita amati dan ikuti arah angin perjalanan politik zodiak Capricorn yg dijalankan Cak Imin, siapakah sasaran selanjutnya dari anak panah dengan gendewa kuat dan elestis yg di gerakan cak Imin melalui gerbong PKB .
Rekam jejak sejarah KH Wahab hasbulloh (saat NU jadi parpol) NU menuai fitnah keji akibat NU mau menerima Nasakom. bahksn fitnah keji tersebut pernah digoreng ulang oleh tokoh-tokoh dan seluruh klan intoleran di lintas medsos saat pilpres pertama dan kedua kemenangan jokowi.
Ingatan kita kasus perjalanan nu masuk dan menerima nasakom lalu kita hubungkan dg cak imin yg mau menerima Anis sbg simbol maskot intoleran jaman now, maka harus di sikapi dr berbagai sudut pandang yg multi dimensi dengan tetap menyesuaikan dan menjalankan kerangka berfikir NU secara jernih (lihat antologi NUjilid 1 dan 2).
Lantas bagaimana sikap kita. Hemat saya, kader-kader NU harus cerdas dan selalu mendasarkan gerakan politiknya dengan elastis. Tetap waspada serta taat pada dawuh kiai
oleh : Ali Mubaidah (Mudir Imdloiyah Jatman Batam)